EHC UIN MKS Headline Animator

Kamis, 11 November 2010

Masalah Lingkungan Hidup Kian Memprihatinkan

Stop Ilegal Loging
by: GIH Foundation

Masalah lingkungan hidup dewasa ini kian memprihatinkan. Sebagai tempat bernaung seluruh mahluk hidup, masa depan pemeliharaan, pengelolaan, dan pemanfaatan lingkungan semakin mencemaskan. Kompleksnya banyak kepentingan disinyalir menjadi sebab rumitnya mencegah kerusakan lingkungan hidup disekitar kita, termasuk dalam pengelolaan sampah kota.

Rabu, 10 November 2010

Aplikasi Gramafert Pada Tanaman Hias

Pupuk Kompos Cair (PKC) Gramafert® Pupuk Kompos Cair (PKC) Gramafert adalah cairan yang dihasilkan dalam proses pengomposan (dekomposisi) secara aerob (aerasi maksimal) dalam komposter Bio Phoskko dengan menggunakan aktivator Green Phoskko (bakteri aktinomycetes- spesies aktinomyces naeslundii, Lactobacillus spesies delbrueckii, Bacillus Brevis, Saccharomyces Cerevisiae, ragi, dan jamur serta Cellulolytic Bacillus Sp). Produk ini merupakan hasil sampingan dari kompos padat dalam dekomposisi menggunakan komposter. Dengan demikian, secara ekonomi, dihasilkan dengan biaya murah dan oleh karenanya disajikan kepada pelanggan dengan harga bersaing.

Budidaya Tanaman Tomat

Video; Budidaya Tanaman Tomat


Mengolah Sampah Rumah Secara Mandiri

Sesaat diciptakan Komposter Elektrik Bio Phoskko, datanglah berkunjung Walikota Bandung ke BBI-MarkNet di Batam. Di saat itu, komposter hasil rakitan aneka spare part buatan Jepang dan Bandung - yang diproduksi di Batam- dipajang dan mendapat perhatian kalangan wartawan. Bagi Batam, dengan kondisi tanah mengandung bauksit dan terkatagori jenis Podsolik Merah Kuning (PMK)- yang kering, kehadiran mesin pembuat kompos yang praktis tentu sangat didambakan. Dengan adanya komposter elektrik pada harga yang terjangkau, kini rumah tangga di Batam dapat mengolah sampah dapur dan sisa makanannya dengan hanya 10 menit saja. Diperolehnya kompos dan pupuk organik cair, bagi warga Batam yang mau mengolah sampah rumahnya secara mandiri, sangatlah berarti jika mengingat harga kompos Rp 7.900/kg dan harga pupuk kompos cair Rp 40.000,-/ botol 500 ml atau 5 kali lipat lebih dibanding harga kompos di Jawa. Tentu saja dengan itu akan mendorong makin banyaknya rumah di Batam yang terik untuk memiliki taman pekarangan. Dan, itu berarti juga penghematan baru atas biaya AC, karena rumah dengan banyak tanaman jadi nyaman dan teduh.

Komposter Elektrik KE-100L

Cara Memperbanyak Tanaman: OKULASI

Video; Cara Memperbanyak Tanaman: OKULASI

Cara Membuat TABULAMPOT

Video; Cara Membuat TABULAMPOT

Cara Baru Memupuk Tanaman

Video; Cara Baru Memupuk Tanaman

Memupuk Tanaman dan Mengelola Drainase Kebun

Video: Memupuk Tanaman dan Mengelola Drainase Kebun


Cara Praktis Membuat Pupuk Cair Dg Komposter Elektrik

VIDEO; Cara Praktis Membuat Pupuk Cair Dg Komposter Elektrik dengan memanfaatkan mesin cuci rusak (modivikasi Kencana Group)  



Info: Silakan kontak kami atau email di Klik di SINI
atau  contak person di; 0411-2686031, 085215497331
Gerai Online kami di Klik di SINI atau kunjungi Demoplot kami di Makassar (komplek pepabri Blok D3/10 Sudiang Permai).

Pengelolaan Sampah Skala Bisnis

Video Sampah ( Part 06) : Pengelolaan Sampah Skala Bisnis



Lazimnya dalam bisnis, ketika pengusaha membeli bahan baku harus membayar dong. Tapi, teknologi Bio Phoskko dalam pembuatan kompos padat dan organik cair skala bisnis (komunal) telah membuat anomali ( beda dengan lazimnya).

Paket teknologi Bio Phoskko- yang terdiri dari aktivator, komposter Rotary Kiln dan aneka mineral penggembur ( bulking agent) telah merobah pengolahan sampah kota tidak lagi dipersepsi dengan bau, kuno maupun tidak praktis dan kumuh. Teknologi ini telah menjadikan pengolahan sampah skala komunal di dekat sumber penghasil -misalnya pemukiman dan pasar - sebagai suatu usaha yang menguntungkan, higienis, modern dan cepat. Selanjutnya Anomalinya, ketika pengusaha mengambil atau menerima sampah organik - sebagai bahan baku dalam usaha kompos di suatu wilayah pemukiman maupun area publik, bukannya harus membayar, melainkan bahkan, mendapat retribusi kebersihan. Kedepan, dan kini banyak perusahaan sudah menikmatinya, dalam skala pengolahan sampah dilakukan oleh industri, perkebunan, atau perusahaan -yang mengolah bahan tambang dan sumberdaya alam atau bisnis dengan areal luas lainnya, malahan akan berpeluang mendapatkan dana CDM (Clean Development Mechanism) yakni sejumlah dana kompensasi atas usaha pengurangan emisi methan dan karbon. Atau jualan emisi karbon kepada negara lain ( ekspor gitu lho ) - sebagaimana konvensi dalam "Protokol Kyoto". Lho kok bisa ya ?

Mengelola Sampah Di Rumah Menjadi Mudah

Sampah ( Part 05): Mengelola Sampah Di Rumah Menjadi Mudah



Masalah yang mungkin timbul dalam penggunaan Komposter dan rekomendasi pemecahannya:

1. BAU
Penyebab :

Tumpukan sampah terlalu padat dan basah sehingga tidak cukup oksigen
dalam tumpukan

Pemecahan :
aduk tumpukan sehingga dapat teraliri udara & tambahkan bahan-bahan
kering yang kasar seperti jerami dan daun untuk menyerap kelembaban yang
berlebihan.

2. LALAT, LARVA LALAT (BELATUNG), KECOA, & TIKUS
Penyebab :
bahan-bahan yang tidak tepat seperti daging & minyak masuk ke dalam
komposter, kurangnya sumber karbon dan tutup komposter yang tidak rapat .
Pemecahan :
kubur sisa makanan ditengah tumpukan, tutup dengan sumber karbon
yang cukup dan membuang sampah ke dalam komposter pada pagi jam 05.00-05.30
WIB & sore diatas jam 17.00 WIB, menanam tanaman yang berdaun keras & berduri di sekitar komposter, menutup rapat komposter dan menambal lubang komposter yang bocor dengan lem pipa atau lem aquarium

Gadis Bandung Membuat Kompos

Video Gadis Bandung Membuat Kompos dari Sampah Kota



Ayo kelola sampah Anda di Rumah......Rumah paradigma kita tentang kelola sampah.

Paket Teknologi Pengelolaan Sampah

Video Sampah ( Part 04): Paket Teknologi Pengelolaan Sampah



UU No.18/Tahun 2008, Pengelolaan Sampah Akan Hentikan Sistem Penimbunan Sampah

Kapanlagi.com - Persetujuan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pengelolaan Sampah untuk ditetapkan menjadi Undang-Undang oleh DPR-RI diharapkan membawa perubahan yang mendasar dalam tata-kelola sampah di Tanah Air, salah satunya adalah penutupan semua TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang menggunakan sistem penimbunan dalam waktu lima tahun ke depan.
"Lima tahun mendatang semua TPA yang menggunakan sistem open-dumping (ditimbun di tanah lapang terbuka - red) akan ditutup. Proses penutupan ini akan berlangsung secara bertahap," kata Ilyas Asaad, Deputi Menteri Lingkungan Hidup Bidang Penataan Lingkungan, di Jakarta, Kamis.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa biaya penutupan TPA sistem open-dumping akan dipikul bersama-sama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. "Penutupan TPA akan dibiayai oleh APBN dan APBD, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing daerah dan kapasitas tampung sampah," katanya menambahkan.

Selama ini sebagian besar sistem pengelolaan sampah di Indonesia masih bertumpu kepada pendekatan akhir (end of pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke TPA. "Dengan UU Sampah, kita ingin mengubah paradigma end of pipe ini sehingga sampah tidak lagi dilihat sebagai barang tak berguna tapi justru barang yang memiliki nilai ekonomis bila diolah dengan tepat," kata Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH), Rachmat Witoelar.

Sementara itu Gempur Adnan, Deputi Menteri Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, menjelaskan bahwa saat ini sistem end of pipe sudah dilihat tidak layak lagi oleh semua pemerintah daerah dan kota. "Resistensi sosial dari masyarakat dan biaya operasional TPA open-dumping terlalu tinggi, belum lagi kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh TPA jenis ini," kata Gempur Adnan. Menurut dia, saat ini konsep pengelolaan sampah dengan 3R yaitu reduce, reuse, recycle atau "mengurangi, menggunakan ulang, dan daur ulang") sudah banyak dilakukan di tingkat rumah tangga, RW, dan kelurahan. "Dan sejak tahun 2007 KLH tengah menguji-cobakan konsep 3R ini untuk tiga kota kecil, yakni Jombang, Singaparna, dan Magelang," katanya.

Dengan sistem pengelolaan sampah yang mengutamakan konsep 3R, lanjut Gempur, pemerintah setempat justru mendapat keuntungan ganda, yaitu pembukaan lapangan pekerjaan, pertambahan nilai ekonomis dari daur ulang, dan volume sampah yang dikirim ke TPA cuma 30% dari kondisi pengelolaan tanpa konsep 3R. Dalam program berdurasi dua tahun ini, pemerintah pusat menyumbangkan dana masing-masing 1 miliar rupiah untuk tiap kota, sebagai bantuan bagi pembuatan sistem pengelolaan sampah yang tidak lagi open-dumping dan pengembangan konsep 3R.

Selain 3 kota kecil tadi, KLH juga akan menggelar proyek uji coba serupa untuk sekitar 4-5 kota besar di Indonesia, antara lain Batam dan Makassar. "Saya yakin dalam waktu lima tahun semua TPA open-dumping di kota kecil dan sedang bisa ditutup. KLH akan memberikan panduan bagaimana membuat TPA dengan teknik landfill, yaitu menumpuk sampah dengan diselingi lapisan tanah," kata Tri Bangun Laksono dari Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan KLH (Kementerian Lingkungan Hidup).

Sementara untuk pemerintah kota besar dan metropolitan yang bisa melaporkan rencananya menutup TPA "open-dumping" dalam kurun waktu dua tahun ke depan, lanjut Tri Bangun Laksono, akan mendapat insentif anggaran lingkungan hidup. Gempur menambahkan, insentif dan disinsentif bagi pemerintah kota yang menutup TPA "open-dumping"nya akan juga terlihat dari skor Adipura.

"Bila Pemda (Pemerintah Daerah) menutup TPA open-dumping, kita akan memberikan nilai plus dalam kompetisi Piala Adipura. Tingginya tingkat penerapan 3R di suatu kota juga akan menambah skor kota itu dalam ajang Adipura," demikian Gempur. (*/cax)

Selasa, 09 November 2010

Mengapa Harus STOP Buang Sampah ke TPA ?

Oleh: H.Asrul Hoesein
(GIH Foundation)

Kami menjawab banyak pertanyaan mengapa harus susah-susah mengurusi sampah kemudian ada ajakan dan gerakan pilah dan olah sampah kota (posko) ditempat timbulnya untuk hijaukan bumi Indonesia ?

Pertama, pembuangan jumlah sampah yang dihasilkan 220 jt penduduk Indonesia adalah 176.000 ton/hari atau 63. 360.000 ton/ tahun (standar 0,8 kg/jiwa/kapita atau 2,6 liter/orang/hari) ke TPA menyebabkan polusi bau dan cairan sepanjang jalan dari TPS menuju TPA.

Merobah Masalah Menjadi Berkah

Video Sampah ( Part 01) : Merobah Masalah Menjadi Berkah
Akumulasi sampah kota- sebagaimana kita ketahui, berasal dari keluaran unit terkecil penghasil sampah yang saat ini belum mampu mendayagunakannya, yakni rumah tangga. Sampah - pada level rumah tangga- masih diposisikan masyarakat Indonesia - sebagai material yang harus dibuang dan belum dianggap suatu sumberdaya - adalah pemicu awal lahirnya masalah sampah kota. Persepsi masyarakat urban- yang kini mendominasi populasi suatu kota Indonesia, memang tidak pernah menghadapi masalah sampah di daerah asalnya. Perilaku kaum komunitas urban ini terbawa ke level pusat bisnis komersial dan pusat-pusat keramaian kota (seperti pasar, bahkan Mall serta pusat pertokoan lainnya). Dan besarnya sumbangan sampah rumah tangga terhadap suatu kota ( hingga 65 %) telah berakibat langsung pada munculnya masalah sampah kota.
_______________________________________
Secara teknis dan ekonomis pendirian Instalasi Pengelolaan Sampah Kota (IPSK) sangat layak bagi semua kota Indoneia. Dan, setidaknya bagi katagori Kota Metropolitan - dalam menghadapi pengelolaan sampah, menjadi tidak perlu terlalu tergantung 100 % pada keberadaan TPA- yang makin sulit mendapatkan lokasi tanpa adanya resistensi penduduk sekitarnya. Dengan pendirian IPSK, memang masih ada sampah (sisa bahan B3, waste un-recycle dan sampah Rumah Sakit- klinik) yang memerlukan penanganan khusus - misalnya dapat saja dibawa ke TPA atau dibakar menggunakan Incenerator.
Model IPSK dengan teknologi tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan investasi model TPA. Menurut Kasubdit Dirjen Tata Kota dan Pedesaan (Investor Daily, 24-8-2004) :" Untuk membangun Tempat Pembangunan Akhir (TPA) sampah dikota berpenduduk 250 ribu jiwa, diperlukan dana Rp 23 miliar per tahunnya". Menurut Kasubdit wilayah Barat II Dirjen Tata Perkotaan dan Pedesaan Depkimpraswil Bambang Purwanto, dana tersebut untuk pengadaan lahan, pengadaan alat berat, Konstruksi TPA, dan operasi, juga dibutuhkan untuk pemberian gaji karyawan. Dana tersebut seharusnya tidak hanya dari APBD Kota/ Kabupaten. Namun, perlu juga dari APBD provinsi dan APBN.

Disamping kelayakan ekonomi, pendirian IPSK diatas akan memberikan lapangan kerja dan usaha baru kepada UKMM ( Usaha Kecil dan Mikro) di lokasi-lokasi dekat pemukiman, RW maupun Komplek Perumahan.

Masalah Sampah Di Indonesia

Video Sampah (Part 03) : Masalah Sampah Di Indonesia



Masalah sampah kota seringkali ingin diselesaikan cara mudah dengan membakarnya. Tanpa disadari, polutan yang timbul dari plastik dan bahan organik terbakar beresiko bagi menurunnya derajat kesehatan penduduk.

Konsep penanganan sampah - yang dikenal dengan 3 R ( Reuse, Reduce, Recycle) menjadi rumit manakala budaya masyarakat tidak siap memilah sampah berdasar jenis organik, an-organik logam- plastik- kaca. Upaya memasyaratkan pengomposan organik terkendala dengan bercampurnya aneka jenis sampah.

Jalan keluar dengan dibakar insinerator menjadi pilihan. Namun menurut pakar lingkungan tungku pembakaran dibawah 1000 derajat celcius tetap beresiko menghasilkan dioxin yang berbahaya bagi lingkungan. Maka jalan teraman, penanganan sampah secara berjenjang dan terdesentralisasi dimulai di level rumah - dengan memilah, kemudian menyediakan kontainer berdasar jenis, mendaur ulang jenis plastik- kertas- logam serta sisanya berupa sampah un-degradable dan sampah klinis dikelola di TPA.
______________________________________

Namun mengingat karakteristik sampah di Indonesia berbeda dengan sampah di negara-negara maju, yakni komposisi organik justru lebih besar hingga 70 % dibanding sampah di Singapura- yang misalnya hanya 6 %, maka proses dekomposisi sampah mutlak diperlukan.

Pengomposan sampah menjadi bahan organik kaya nutrisi bagi tanaman telah dipraktekan di banyak keluarga di Eropa. Mereka menggunakan komposter di halaman, menjadikan sampah kebun dan dapur sebagai bahan pengomposan- yang kemudian amat berguna dalam kegiatan pertamanan. Kini, cara itu dikenalkan di Indonesia dalam komposter sebagai media dekomposisi dan memanfaatkan konsorsium mikroba-bakteri dan jamur sebagai aktivator proses dekomposisi tersebut.

Maka, menggunakan komposter di rumah-rumah Indonesia menjadi amat relevan jika mengingat keperluan akan pupuk organik bagi penyuburan kebun pekarangan, menambah penghasilan keluarga dengan menghemat belanja akan bahan dapur serta sekaligus mengurangi beban TPA- yang makin bermasalah di banyak Kota di tanah air.

Jangan ambil resiko dengan membiarkan sampah menjadi sarang penyakit di rumah dan lingkungan, ganti tong sampah dengan komposter pada harga yang yang sama.

Memahami Karakter Sampah Indonesia

Video Sampah (Part 02) : Memahami Karakter Sampah Indonesia



Sampah sebagai material sisa aktivitas manusia seringkali menjadi penyebab timbulnya masalah manakala tidak mendapat pengelolaan secara pantas. Timbulnya longsor, penumpukan sampah sampai pada munculnya penyakit akibat sanitasi lingkungan yang buruk serta ledakan metan di TPA, masalah kurangnya anggaran (APBD) investasi bagi pengangkutan dari sumber penghasil sampah ke Tempat Pembuangan (TPA) serta berkembangnya penyakit karena rendahnya sanitasi lingkungan adalah beberapa masalah dari sekian banyak kerugian akibat salah kelola sampah.

Selanjutnya, jika dilihat dari karakter sampah, komposisi sampah akan membekali kita memilih teknologi yang dianggap dan diyakini memberi solusi tepat. Berdasar data penelitian, komposisi sampah di perkotaan Indonesia masih diwarnai oleh kehidupan agraris dan perilaku konsumsi non-instant. Hal itu tercermin dari sampah organik atau mudah terurai (degradable - yang berasal dari makhluk hidup sejenis sisa sayuran- ikan dan hewan maupun buah-buahan memiliki komposisi penyumbang terbesar; Dan, ini berbeda nyata dibanding komposisi sampah di perkotaan negara maju seperti Singapura, yang dominan disumbang material sampah undegradable sejenis styrofoam, plastik dan kertas. Dengan pemahaman itu, teknologi yang baik digunakan di suatu negara belum tentu serta merta sesuai bagi pengelolaan sampah Indonesia.

EFEK SAMPAH TERHADAP MANUSIA DAN LINGKUNGAN

by:GIH Foundation, Jakarta

Efek sampah terhadap manusia dan lingkungan sebagai berikut :
Dampak terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

Senin, 08 November 2010

Hidup Lebih Sehat dengan Organik

Oleh : Heri Purwoko |

KabarIndonesia - Menurut penelitian ahli kesehatan Amerika Serikat tahun 2000, diperkirakan sekitar 30% penyakit kronis berawal dari makanan yang tidak sehat. Penambahan bahan pengawet dan pewarna, cara pengolahan masakan dengan suhu awal yang panas seperti menggoreng merupakan penyebab hilangnya kandungan yang bermanfaat dalam makanan tersebut. Faktor lainnya adalah karena pola rutinitas dan kelelahan yang mengganggu kesehatan.

Mengingat pentingnya menjaga kesehatan yang sangat berharga tersebut, banyak orang memilih pola hidup sehat dengan memperhatikan makanan, pola makan, serta waktu istirahat. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan organik. Buah dan sayur organik dipilih sebagai alternatif karena makanan organik tersebut bebas dari pestisida atau penambahan bahan kimia dalam proses kehidupannya.

Menanam Bibit Sehat dalam Beraktifitas

Oleh : Richu Ridho Rizki 

KabarIndonesia - Banyaknya kegiatan yang dilakukan dan sulit untuk dihindari, banyak yang lupa akan kesehatannya. Misalnya, sebelum kita makan kita harus mencuci tangan hingga bersih, tapi orang-orang tidak memikirkan itu. Mereka hanya menuruti teriakan perut mereka. Tanpa disadari mereka telah melakukan salah satu penurunan organ tubuh secara perlahan. Apalagi apabila melakukan itu sehari-hari, kemungkinan  hidup mereka tidak akan bisa senyaman orang yang benar-benar memperhatikan kesehatan

Apalagi jika karena kita terlalu sibuk untuk hidup, kita bisa lupa atau tidak punya waktu untuk diri sendiri apalagi keluarga atau orang lain. Hal ini sangatalah berbahaya, karena ini bisa mengakibatkan kondisi na semua orang bisa melakukannya dengan didampingi niat. Untuk melakukannya sangatlah mudah yaitu melakukan hal sehat terkecil terlebih dahulu. Misalnya mencuci tangan sebelum makan, berolah raga dan sebagainya.      

Tetapi banyak keluhan yang membuat orang sulit untuk melakukannya yaitu  tidak memiliki waktu untuk makan, karena kurangnya dana untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga penyakit datang menghampiri kita,

Tidaklah sulit, meskipun sebenarnya jawaban itu benar. walaupun begitu, banyak jalan keluar yang menanti kita untuk mengatasi ini semua.

Tips trik untuk sehat sebelum beraktifitas adalah:

Revisi Kebijakan Pengelolaan Sampah Kota di Indonesia

Pengelolaan Sampah Kota Basis Masyarakat_dok.rul
oleh: H.Asrul Hoesein
PERMASALAHAN sampah menyimpan pertanyaan dan misteri besar, bagaimanakah strategi dan langkah-langkah penyelesaiannya? Namun sampah sebenarnya sangat unik dan menarik untuk di kaji lebih dalam.
Pemerintah pun telah mengeluarkan kebijakan UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah serta kebijakan lainnya yang menyusul kebijakan tersebut, namun hal ini belumlah cukup bila pemerintah tidak mengarahkan atau mengajarkan kepada masyarakat bagaimana seharusnya sampah itu di kelola, atau setidaknya pemerintah harus berupaya mensosialisasi (secara massif) akan perlunya perubahan paradigma tentang ‘mengelola’ sampah, bahwa sampah itu bukan masalah tapi sebuah anugerah dan berkah yang harus diberdayakan.

Kerjasama Stakeholder dalam Penanganan Sampah

Penulis menjadi narasumber pelatihan olah sampah di Manado
oleh: H.Asrul Hoesein
Pertambahan penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis, dan karakteristik sampah yang semakin beragam; bahwa pengelolaan sampah selama ini belum sesuai dengan metode dan teknik pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan; bahwa sampah telah menjadi permasalahan nasional sehingga pengelolaannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku dan paradigma masyarakat tentang “sampah” itu sendiri, hal ini perlu dilakukan secara bersama dan kerja ekstra dalam mensosialisasi serta mengaflikasi hal persampahan ini.

Minggu, 07 November 2010

Tips Hijau

Kita semua adalah bagian dari perubahan di bumi. kita harus melakukan perubahan yang lebih baik untuk bumi dan diri kita sendiri.
Tips-tips ini hanya sedikit dari langkah kecil dan wajib kita lakukan sebagai individu di bumi. karena kita harus menjadi bagian dari solusi dan melangkah lebih ringan di bumi

Cuaca Ekstrim Mengancam Indonesia

by: Asrul Hoesein
(Pendiri GIH Foundation)
Waspada, Indonesia sudah diambang cuaca El-Nino. Kalau diabaikan, tidak ada perubahan yang berarti. Pengelola negeri ini, diharap perbaiki diri “bermoral” serta kembali kejalan yang lurus dan segera berhenti “bohongi” rakyat. Mungkin solusi ini bisa menjadi penangkal bencana tersebut. Termasuk yang penting adalah pemerintah harus melakukan “moratorium loging” (tarik semua izin-izin HPH) dan penegakan hukum yang sangat tegas dalam menangani hutan lindung, hutan produksi dan taman nasional. Sepertinya alam (lingkungan) sudah jenuh dan tidak mampu lagi menerima kebohongan publik termasuk ketidakadilan pada segala lini di bumi Indonesia ini.
Bulan terakhir ini, kondisi cuaca Indonesia sangat memprihatinkan kita semua. Akibat dari cuaca buruk itu, terjadilah musibah di mana-mana, mulai dari Aceh, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi sampai dengan Papua. Sepertinya satu paket beruntun. Terakhir (4/10) paling menyedihkan di Papua Barat (kasian itu saudara kita di Kota Wasior, 80% infrastruktur kotanya habis), sampai mengingatkan kita bencana Tsunami di Aceh enam tahun silam. Ini merupakan harga mahal yang harus kita bayar, akibat penggundulan hutan (mudharat lebih besar dari manfaat), bukan lagi negara lain merasakan perubahan iklim ini, tapi juga Indonesia. Ini pasti akan berlanjut. Yakin tidak akan berhenti, bila negeri ini tidak berbenah.

10 Gaya Hidup by "The Millionaire Mind."

by: GIH Foundation
Ada satu lembaga penelitian sekuler di USA yg meneliti tentang orang-orang bahagia. Karena ini lembaga sekuler,Ukuran bahagia pertama adalah Banyaknya Uang. Maka lembaga tersebut mensurvey orang-orang kaya (Milyuner) dengan sample awal sebanyak lebih dari 200 ribu orang milyuner. Dari 200 ribu itu disaring kadar bahagia-nya berdasarkan berbagai parameter termasuk keluarga tersebut.Hasil saringan terakhir ada sekitar 200 orang yang dianggap sangat bahagia, karena selain kaya, bisnisnya luar biasa, menikmati hidup, keluarganya beres. Hasil survey tersebut ditulis dalam buku karangan Thomas Stanley berjudul : "The Millionaire Mind." Orang-orang kaya tersebut rata-rata sudah berumur, mereka adalah orang Kaya Dalam 1 Generasi,artinya Bukan Kaya warisan, tapi kaya dengan modal zero, alias kerja sendiri. Kemudian orang-orang ini diwawancara satu per satu secara detail, dan di-summary-kan gaya hidup orang-orang tersebut, 

PEMANASAN GLOBAL DAN UPAYA-UPAYA SEDERHANA DALAM MENGANTISIPASINYA

Oleh: P. Nasoetion

Dalam beberapa tahun belakangan ini perbincangan tentang isu Pemanasan Global’ bukan lagi monopoli para Aktivis Lingkungan, para kepala pemerintahan di berbagai negara, tapi juga sudah menjadi perbincangan yang hangat di kalangan masyarakat awam. istilah-istilah dan kalimat “Climate Change” dan “Pemanasan Global” tampaknya juga sudah mulai akrab ditelinga kita dan hampir tiap hari bisa kita temukan baik di koran, majalah, TV, internet, billboard, poster, spanduk maupun di tempat-tempat umum lainnya seperti di mall, pasar, terminal, pusat rekreasi, kantor, sekolah, dll. Mungkin kalau kita coba menanyakan hal tersebut kepada seseorang yang kebetulan kita jumpai ditengah jalan barangkali kita akan memperoleh jawaban yang lugas tentang hal tersebut, walaupun mungkin pemahaman orang tersebut tentang hal yang dimaksud hanya sepenggal-sepenggal dan kulit luarnya nya saja.
Walaupun demikian, hal tersebut setidaknya sudah mengisyaratkan dan menunjukkan kepada kita bahwa ditengah masyarakat kita saat ini, ternyata sudah ada pemahaman serta rasa keprihatinan, bahkan rasa ketakutan yang cukup mendalam tentang “hantu” yang disebut pemanasan global atau climate change, yang diyakini suatu waktu akan datang dan dapat mengancam kehidupan umat manusia di bumi. Persepsi yang demikian adalah tidak keliru bila dikaitkan dengan berbagai isyarat/tanda-tanda dan fenomena alam yang muncul akhir-akhir ini dengan silih berganti seolah tak henti menghampiri kita. Sebut saja banjir, rob, erosi pantai, intrusi air laut, kekeringan yang panjang, suhu yang sangat ekstrim yang kita rasakan sehari-hari, puting beliung, badai dahsyat, dll. 

Catatan Buat Adipura 2011

oleh: Asrul Hoesein (Pendiri Gerkan Indonesia Hijau)

Menyikapi salah satu program pemerintah c/q Kementerian Negara Lingkungan Hidup, tentang penilaian kebersihan terhadap kab/kota di Indonesia yang dilaksanakan setiap tahunnya, penghargaan dari pemerintah; ada berupa piagam dan piala, yang disebut Adipura. 
Sesuai fakta, pantauan langsung saya (melalui timwork GIH Foundation) di lapangan, hampir semua kab/kota yang mengikuti dan terkhusus yang sempat memperoleh Piagam atau Piala Adipura. Ironis karena hanya semata mengejar pialanya lalu masing-masing mendirikan tugu adipura di wilayahnya. Ini semua tidak mencapai target atas substansi akan eksistensi Piala Adipura itu sendiri. 
Pertanyaannya; Kenapa sampai substansi program ini tidak sustainable? Alasan makronya (inti), lagi-lagi cuma klasik adalah tidak adanya keadilan dari semua lini mengelola negeri ini. Lalu Apa alasan mikronya? Adalah tidak adanya “nilai ekonomis” yang diberikan pemerintah dalam (menyertai) penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya nilai-nilai kebersihan lingkungan. Tidak ada penanaman kemandirian. Karena bila ada nilai ekonomi didalam kegiatan ini maka tentu di”hilir”nya akan tercipta entrepreneur-entrepreneur di masyarakat (akan berdampak sustainable). Begitu pula tidak ada penciptaan “government entrepreneurship” terhadap birokrasi yang terlibat. Jadi di hulunya sudah sejak dini tertanam mental korupsi, maka pasti program “Piala Adipura” ini tidak punya “roh” dan akan sia-sia serta hancur dan tidak sustainable. Seharusnya event seperti Piala Adipura ini berorientasi program bukan berorientasi proyek. Itu harga mati kalau hendak sustainable sebuah program. Sehebat bagaimanapun program itu, pastilah hancur kalau orientasinya proyek.

Pandangan Islam Terhadap Lingkungan

oleh: H.Asrul Hoesein
(pendiri GIH Foundation)

Tulisan ini, saya publish untuk memenuhi permintaan (pertanyaan) salah seorang teman saya beragama Nasrani, tinggal di Pontianak, Kalimantan Barat, sementara menyelesaikan pendidikan (doktoral), disertasinya bertema atau substansi mengenai “lingkungan di tinjau dari sudut agama”, subtema, bagaimana Islam (Al-Quran) memandang atau menyikapi alam, bumi atau lingkungan. Saya hanya info secara makro.

Sengaja saya publish di blog kompasiana dan blog saya lainnya termasuk disini agar kompasianer atau para sobat blogger lainnya bisa membantu melengkapi atau menyempurnakan, setidaknya melalui komentar atau dipublish tersendiri. Karena info saya ini masih jauh dari kesempurnaan.

Sebenarnya kalau kita mau membuka kenbali Al-Quran dan berbagai kitab suci lainnya, tampak jelas bahwa bencana alam dan krisis lingkungan hidup adalah akibat dari ulah manusia. Kerusakan lingkungan telah lama disinyalir dalam Al-Quran. Dalam sebuah ayat Allah berfirman,”Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (QS Ar-Rum[30]:41). Ayat ini secara eksplisit menegaskan bahwa kerusakan di muka bumi disebabkan ulah tangan manusia. Bencana yang datang silih berganti mengiringi kerusakan alam yang semakin parah ini bukan salah siapapun, bukan fenomena alam, melainkan salah manusia sendiri yang tidak bijak mengelolanya (seperti apa yang menjadi pemandangan kita setiap hari di televisi).

Mari Bersahabat Dengan Alam


oleh: H.Asrul Hoesein
(pendiri Gerakan Indonesia Hijau)
Indonesia sejak bencana tsunami Aceh enam tahun silam, sampai hari ini tidak luput dari bencana alam, sepertinya menjadi penghuni tetap negeri ini, tidak perlu sebut satu persatu, pastinya oktober tahun ini bencana sepertinya kompak “berjamaah” hadir di seluruh wilayah NKRI. Setelah bencana banjir lumpur Wasior, Papua Barat, dan menyusul gunung merapi “meletus” di Kabupaten Sleman, Yokjakarta yang mengeluarkan semburan abu panas dan awan panas, serta hujan batu (kejadian yang sama terjadi pada tahun 2006), sampai hari ini belum juga berhenti. Serta senin (25/10) di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, gempa terjadi lagi disana dengan kekuatan 7,2 SR juga mengakibatkan tsunami, sekedar catatan bahwa Padang, Sumatera Barat setahun lalu diporak-porandakan oleh gempa bumi dengan kekuatan 7,9 SR, gempa yang sekarang ini hanya beda 0,7 SR saja. Belum lagi bencana-bencana di wilayah lain, sepertinya sebuah paket “hadiah” azab beruntun. Entah besok apa dan dimana lagi akan terjadi?. Sungguh ironis Indonesia. Apa sebenarnya dosa negeri ini?

Masalah Sampah dan Lingkungan Perkotaan

oleh; H.Asrul Hoesein
(Pendiri Gerakan Indonesia Hijau)

Dalam membahas berbagai masalah perkotaan, khususnya masalah lingkungan yang akhir-akhir ini terasa semakin kompleks, rumit, dan semakin mendesak untuk segera diselesaikan. Kita semua memang perlu terus menerus berupaya guna menanggulangi persoalan perkotaan yang semakin pelik tersebut. Oleh karena itu, justru itu perlu kiranya memicu para pihak, baik pemerintah, masyarakat, dunia usaha dan para pakar untuk melahirkan ide-ide segar yang dapat diterapkan guna menyelesaikan persoalan perkotaan mulai dari pengangguran, kemiskinan, polusi udara, persampahan dan lainnya di Indonesia, khususnya dalam mengatasi pencemaran lingkungan.

Upaya mengatasi permasalahan perkotaan yang sedemikian pelik haruslah tetap dipandang dengan sikap optimis. Saat ini kita menyadari bahwa kita telah terlanjur pada pilihan pembangunan perkotaan yang kurang tepat. Dengan adanya konsep pembangunan berkelanjutan maka selayaknya Indonesia tidak harus mengikuti pola dari negara-negara maju. 

Sabtu, 06 November 2010

Penanganan Sampah Dengan Peran Aktif Masyarakat

by: H.Asrul Hoesein

(Pendiri Gerakan Indonesia Hijau)

Selama ini tahapan penanganan sampah yang ada dimulai dari pengumpulan sampah pada tingkat rumah tangga, kemudian diangkut ke tempat pembuangan sampah tingkat RW dan kelurahan atau yang umum dikenal dengan nama Tempat Pembuangan sampah Sementara (TPS), hingga akhirnya diangkut oleh Dinas Kebersihan kota ke Tempat Pembuangan sampah Akhir (TPA). Bila dilihat dari mata rantai pembuangan sampah tersebut, nampaklah beban TPA amat berat mengingat harus menampung sampah yang ada dari seluruh bagian kota. Hal inilah yang dirasakan menjadi masalah oleh kebanyakan kota besar di Indonesia, Khusus untuk penanganan sampah, berdasarkan informasi dari Dinas Kebersihan diketahui bahwa dari tahun ke tahun biaya yang dibutuhkan untuk penyediaan sarana transportasi (gerobak/motor sampah,truk sampah dan loader/buldozer) dan lahan tempat pembuangan sampah (baik TPS dan TPA) makin meningkat sementara alokasinya masih terbatas.
Oleh karena itu, penulis memberi konsep “Hijau Bersih Mandiri” dengan beberapa strategi, yaitu : Meminimalkan/memilah sampah dari sumbernya; mendaur ulang dan pembuatan kompos/pupuk organik padat dan cair dan produk lainnya; meningkatkan pelayanan pengangkutan sampah serta penanganan sampah di tempat pembuangan akhir sampah dengan cara yang akrab/ramah lingkungan dengan mendirikan IPSK (Instalasi Pengolahan Sampah Kota) sampah organik dan non organik, serta mendirikan IPSO (Instalasi Pengolahan Sampah Organik) basis komunal di TPS dan Pasar Tradisional dengan pola sentralisasi-desentralisasi (seDesentralisasi).

Kamis, 04 November 2010

GREEN CAMPUS Vs. PEMANASAN GLOBAL

Oleh: P. Nasoetion

Isu Pemanasan Global dan Perubahan Iklim (Climate Change) bukan lagi sekedar isapan jempol belaka, tapi sudah menunjukan bentuk & wujud yang sebenarnya kehadapan umat manusia di bumi dengan semakin tidak nyamannya bumi sebagai tempat tinggal ataupun hunian makhluk hidup. Berbagai fenomena alam yang cenderung mengalami penyimpangan (anomali) akhir-akhir ini seperti iklim yang kacau, panas yang Ekstrim berkepanjangan, intensitas curah hujan yang kelewat tinggi diluar normal, banjir, angin ribut, puting beliung, banyak dikaitkan dengan isu pemanasan global tersebut. Hal tersebut tidaklah keliru dan berlebihan bila melihat fakta dan hasil-hasil penelitian para ahli yang menunjukkan bahwa ada kecenderungan jumlah kadar gas rumah kaca seperti CO2 di atmosfer telah kelewat batas, yang terus menerus dimuntahkan dari bumi, dimana semakin hari jumlahnya dan konsentrasinya terus membumbung tinggi, serta ternyata sangat berkorelasi positif dengan semakin tingginya aktivitas manusia di Bumi yang dihasilkan dari berbagai kegiatan antara lain rumah tangga (termasuk institusi/kantor/rumah sakit/sekolah/kampus), industrI, transportasi, dan lain-lain.

Senin, 20 September 2010

Sanitasi Mamin

Makanan (WHO): semua substansi yg diperlukan oleh tubuh, kecuali air dan obat2an dan substansi yg digunakan utk pengobatan
Sanitasi makanan (Depkes): suatu pencegahan yg menitikberatkan pd kegiatan dan tindakan yg perlu utk membebaskan makanan dan minuman dr segala bahaya2 yg dpt mengganggu/merusak kesehatan mulai dari sebelum makanan itu siap dikonsumsi
Sanitasi menitikberatkan pd faktor lingkungan sedangkan hygiene pd usaha kebersihan individu
Hygiene sanitasi makanan adalah upaya kesehatan dan kebersihan untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat, dan perlengkapannya yang dapat menimbulkan penyakit / gangguan kesehatan atau keracunan makanan.
Hygiene perorangan adalah upaya kesehatan yang dilakukan oleh setiap orang untuk memperoleh kesehatan jasmani, sosial, dan mental yg optimal. Hygiene perorangan merupakan kunci keberhasilan dalam mengolah makanan yang aman dan sehat.
Syarat penyimpanan:
Makanan yg disimpan diberi tutup, t.u. makanan yg telah terbuka atau hasil olahan dr dapur
Lantai/meja yg digunakan utk menyimpan makanan hrs dibersihkan
Makanan tdk boleh disimpan dekat dg saluran air limbah
Makanan yg disajikan sebelum diolah hrs dicuci dg air hangat
Makanan yg dipakai dg kantong jangan disimpan dekat air atau tempat yg basah

SUMBER DAN PENYEBARAN GAS SOX

Meskipun sumber alami (gunung berapi atau panas bumi) mungkin hadir pada beberapa tempat, sumber antropogenik, pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur, mendominasi daerah perkotaan. Ini termasuk :
• Sumber pokok (pembangkit tenaga listrik, pabrik pembakaran, pertambangan dan pengolahan logam)
• Sumber daerah (pemanasan domestik dan distrik)
• Sumber bergerak (mesin diesel)
Pola paparandan durasi sering menunjukkan perbedaan daerah dan musim yang signifikan, bergantung pada sumber dominan dan distribusi ruang, cuaca dan pola penyebaran. Pada konsentrasi tinggi, dimana berlangsung untuk beberapa hari selama musim dingin, bulan musim dingin yang stabil ketika penyebaran terbatas, masih terjadi pada banyak bagian dunia dimana batu bara digunakan untuk tempat pemanasan. Sumber daerah biasanya mendominasi pada beberapa peristiwa, hasil pada pola homogen konsentrasi dan paparan/pembukaan.
Sebaliknya, jarak peristiwa waktu-singkat dari menit ke jam mungkin terjadi sebagai hasil pengasapan, penyebaran atau arah angin dari sumber utama. Hasil pola paparan bervariasi secara substantial, tergantung pada ketinggian emisi, dan kondisi cuaca. Variabel sementara dari konsentrasi ambient juga sering tinggi pada keadaan tertentu, khususnya untuk sumber lokal.

SUMBER DAN PENYEBARAN POLUSI PARTIKEL

Industri adalah sumber utama dari polusi. Pakta Clean Air tahun 1970, direvisi tahun 1990, telah berhasil mengurangi beberapa emisi di ruang terbuka; namun ancaman polutan seseorang mungkin lebih besar berada di dalam ruangan dibandingkan di ruang terbuka.Sebagai contoh, cat kuku melepaskan lebih banyak formaldehida / formalin (H2CO) dibandingkan dengan papan kayu yang umum digunakan di konstruksi bangunan di amerika. Formaldehida adalah sebuah senyawa organik yang volatil (SOV), dan umum digunakan sebagai pembersih lantai dan bahan pelapis.Benzen (C6H6), sebuah SOV lainnya adalah bahan karsinogen. Seorang peneliti dari Environmental Protection Agency Amerika, Lance A. Wallace mengidentifikasi sumber dari semua emisi benzen dan membandingkannya dengan sumber-sumber benzen yang umumnya masyarakat hirup. Hasil yang ditunjukkan oleh grafik dibawah mengindikasikan bahwa 45% dari pendedahan masyarakat Amerika terhadap benzen berasal dari kegiatan merokok, baik aktif dan pasif. Namun asap tembakau hanya bernilai 0,1% dari emisi total. Selain itu, otomotif adalah penyumbang terbesar dari benzen yang berada di atmosfer (82%), namun benzen yang berasal dari sumber ini hanya 36% dari pendedahan seorang individu terhadap benzen di Amerika.

Gadis Bandung Membuat Kompos Dari Sampah Kota; Info detail sms +62-85215497331

Masalah Sampah Di Indonesia

Selamatkan Bumi Kita

javascript:void(0)

Anthurium Jenmanii; Sang Raja Anthurium Daun

Pesona Anthurium Gelombang Cinta

Hijaukan Hati Anda

“Jika ingin panen satu musim, maka tanamlah biji-bijian, jika ingin panen setiap tahun maka tanamlah pohon-pohonan, jika ingin panen sepanjang tahun maka didiklah yang menanam (manusianya)”

Zona Hijau; Rubah Paradigma tentang Kelola Sampah

Zona Hijau; Rubah Paradigma tentang Kelola Sampah
Bermasalahnya Pengelolaan sampah kota di Indonesia bukan sekedar karena keterbatasan teknis-teknologis dan ekonomis. Masalah lebih karena budaya, kebiasaan lama, perilaku dan cara pandang masyarakat terhadap sampah yang tidak proporsional dan memang harus diubah. Gerakan Indonesia Hijau berusaha menjalin komunikasi dengan peminat dan pelaku pengelolaan sampah kota menjadi Barang Bermanfaat atau menjadi bahan baku produksi lanjutan, Akhirnya sampah akan bermanfaat dan berhasil guna. Karena rumah tangga yang baik dan hebat adalah yang memanfaatkan kembali sampahnya. Sampah adalah sahabat, sampah adalah berkah. Mari kelola sampah dengan Bijak...Amin

Reuters: Food Crisis

Jutaan eBook AsrulHoeseinBrother ada di SINI...mau, KLIK saja